
Prisanicendekia@8/10/2023. Ketika netizen mengelu-elukan media sosial sebagai media komunikasi paling efektif di era digital, namun hasil penelitian dari Zahra Ananda Putri malah sebaliknya. Hasil temuan penelitiannya yang mengkaji pengaruh penggunaan Media Sosial Instagram terhadap keputusan berkunjung publik pada acara event kegiatan di tahun 2022 malah sebaliknya. Pengaruh media sosial sebagai media promosi hanya menyumbang 32,8% (nilai persentase sedemikian di bawah nilai 50%) yang artinya media sosial secara umum tidak dapat diandalkan sepenuhnya untuk mempromosikan khusus event kegiatan oleh sebuah institusi.
Penelitian survei yang dilakukan di Jakarta pada sebuah acara event atau kegiatan sebuah produk kecantikan wanita ini melakukan penyebaran angket secara acak pada follower pemilik media sosial penyelenggara acara yang tercatat ada 38.800 follower dengan rumus statistik didapat sampel yang ditarik sebanyak 99,74 atau dibulatkan menjadi 100 orang.
Temuan ini menyentak kita bahwa media sosial tidak begitu digjaya dalam mempromosikan kegiatan atau event karena memang follower akan melihat sosial media dari konteks yang dibawakan, bukan pada kolaborasi kerja antara EO (Event Organizer dengan Produsen pembuat produk), atau kreatif isi pesan dalam promosi. Artinya bahwa media sosial masih dianggap sebagai media interaksi yang sederhana antara Event Organizer dengan netizen tidak lebih. Kepalsuan dan kebohongan dalam media iklan tidak bisa diterapkan dalam media sosial yang dianggap sebagai media komunikasi jujur dan mendalam antar netizen (Pris).