Prisani Cendekia/25-1-2024. Berapa harga sebuah popularitas itu? Pertanyaan ini menarik ketika seorang penulis pemula menawarkan naskah buku, artikel atau skrip filmnya kepada penerbit atau produser. Senjata ampuh yang bisa mematikan produktivitas penulis adalah, “Maaf anda belum terkenal sih, jadi kami masih pikirkan tulisan dan naskah anda.” Atau mungkin sudah pada taraf negosiasi royalthi dan jumlah oplag...”Maaf kami hanya berani Oplag segini karena anda belum terkenal (populer) sih,”
Begitu miris memang nasib penulis pemula yang sedang berusaha berkarya dan memberikan sumbangan pemikiran ke masyarakat. Tidaklah mudah membuat karya, bukan seperti menggoreng kerupuk tapi memerlukan proses yang panjang. Dimulai dari pencarian ide, pembuatan ragangan tulisan, sampai penyusunan tulisan, pilihan alur, dan penokohan yang ada sampai harus mengedit dan menyusun kata-kata agar bermakna dan bisa dibaca dan diintepretasikan pembaca sama dengan apa yang dimaksudkan oleh penulis. Semua rangkaian kegiatan itu tidaklah mudah, karena memerlukan keahlian dan talenta tersendiri. Semua itu tidak berarti ketika kata-kata anda belum dikenal dan populer. Benar-benar melecehkan dan mematikan kreativitas dan apalah arti sebuah karya bila ini semua terjadi. (Pris)